jvh


PENDAHULUAN
            Sudah banyak kita ketahui bahwa banyak sekali bahasa daerah digunakan sebagai bahasa untuk berkomunikasi setiap harinya di masyarakat setempat, hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat dapat memahami penggunaan bahasa indonesia yang baku. Masyarakat merasa canggung untuk menggunakan bahasa indonesia yang formal atau resmi. Oleh sebab itu, masyarakat akanlebih cenderung menggunakan bahsa indonesia yang telah tercampur oleh bahasa daerah, baik secara pengucapan maupun arti bahsa tersebut. Kebiasaan menggunakan bahasa daerah ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap penggunaan bahasa indonesia yang merupakan bahasa resmi negara Indonesia. Sebagai warga negara indonesia yang taat kita sebagai generasi penerus bangsa juga harus ikut serta dalam melestarikan keanekaragaman bahasa daerah di indonesia, tidak hanya itu saja kita juga harus ikut serta mengajarkan ilmu – ilmu budaya indonesia kepada anak cucu kita nantinya seperti mengenalkan berbagai macam suku bangsa yang ada di indonesia dan macam – macam rumah adat dari berbagi daerah di nusantara (Mulyana, 2008: 22).
            Keanekaragaman budaya kita seperti bahasa daerah suku bangsa, dan rumah adat tentunya bisa saja punah jika kita sebagai generasi penerus bangsa yang sekarang ini kurang memperhatikan kebudayaan di negara tercinta ini. Untuk itu kita semua bisa meletarikannya misalnya dengan menggunakan bahsa daerah masing – masing. Sebab indonesia memiliki banyak sekali kekayaan budaya yang negara lain tidak punya, selain kekayaan budaya indonesia juga memiliki banyak pulau yang tersebar di nusantara. Hal ini harus sangat ditekankan karena mengingat kondisi masyarakat indonesia yang beragam dengan keanekaragaman bahasa yang dimiliki. Sebab luas nya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa, manfaat jika kita terus melestarikan keanekaragaman bahasa, suku,dan rumh adat menjadikan anak cucu kita yang akan datang akan tetap mengetahuinya dikarenakan terus mengalirnya cerita dari mulut ke mulut hingga membuat kebudayaan di indonesia ini tetap terjaga dan dikenal luas oleh masyarakat indonesia maupun mancanegara (Usman Zuber, 2001: 27)
KEBERAGAMAN BAHASA DAERAH DI INDONESIA
 Ragam bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dipakai di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan, baik itu daerah kecil atau provinsi atau daerah yang lebih luas. Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan dalam wilayah suatu negara, oleh warga negara tersebut, yang secara angka membentuk suatu kelompok yang lebih kecil dari populasi lainnya di negara tersebut. Indonesia ialah salah satu negara terluas yang ada di dunia. Hingga saat ini tercatat Indonesia berada diurutan ke-7 negara terluas di dunia dan diurutan ke-2 negara terluas di Asia. Luas dari tanah air tercinta ini sekitar 5.193.250 km² (luas ini mencakup semua daratan dan lautan), daerah indonesia ini terdiri dari banyak ribuan pulau – pulau yang tersebar menyeluuh keplosok negeri mulai dari pulau yang kecil hingga pulau besar sekalipun itu ada di NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Hingga saat ini tercatat jumlah penduduk indonesia saat ini kurang lebih ada 260 juta jiwa (Usman Zuber, 2001: 41).
Dari keterangan diatas sudah pasti negara kita tercinta ini memiliki banyak sekali keanekaragaman penduduk yang berbeda – beda, mulai dari keanekaragaman suku, ras, agama, budaya, dan bahasa. Kita semua tentu tahu bahwa semboyan negara indonesi adalah “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti yang sangat baik yaitu berbeda – beda namun tetap satu jua. Semboyan negara indonesia digunakan untuk menjadi pegangn setiap masyarakat indonesia bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama sehingga terciptanya kehidupan yang rukun antar warga Indonesia (Usman Zuber, 2001: 47).
Salah satu keanekaragaman yang ada di negeri Indonesia yang paling mencolok adalah banyak keberagaman bahasa yang dimiliki oleh masyarakat atau suatu kelompok di tiap – tiap daerah tertentu. Hingga saat ini tercatat bahwa jumlah bahasa daerah yang dimiliki indonesia mencapai 742 bahasa, dari keseluruhan bahasa tersebut sudah tersebar keseluruh pelosok daerah negeri Indonesia. Rupanya terbentuknya banyak ragam bahasa daerah di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor budaya, faktor sejarah, faktor demografi, keterbukaan terhadap budaya atau bahasa luar. Dari semua faktor tersebut terdapat satu faktor yang paling penting dan berpengaruh ialah keterbukaan terhadap budaya atu bahasa luar, sebab biasanya masyarakat sering mencampur dan mengkombinasi bahasa setempatnya dengan bahasa asing dari luar daerah yang masuk, sehingga dengan lambat laun bahasa asing yang masuk akan terbiasa digunakan dan menjadi bahasa yang mudah diapahami oleh masyarakat yang mendiami daerah tersebut. Keanekaragaman bahasa daerah di Indonesia ini memiliki beberapa manfaat yaitu (1) keanekargaman dan perbedaan dalm budaya maupun bahasa itu agar antar sesama manusia saling mengenal satu sama lain, (2) dapat memperkaya nilai – nilai budaya bangsa Indonesia, dan (3) dapat dijadikan suatu ciri khas di tiap – tiap daerah bahwa setiap daerah memiliki bahasa daerahnya masing – masing (Mulyana, 2008: 32-37).
Keberagaman bahasa daerah yang terdapat di tanah air tercinta ini harus kita hargai dan patut untuk dibanggakan, karena tidak semua negara memiliki keragaman bahasa seperti Indonesia. Kita bisa menghargai keberagaman bahasa daerah di Indonesia dengan cara – cara berikut: (1) Bangga dengan keunikan bahasa daerah di Indonesia, (2) Mengetahui keragaman bahasa daerah di Indonesia, (3) Menghargai orang yang menggunakan bahasa daerah, (4) Mendukung pertunjukan seni dengan bahasa daerah, dan (5) Melestarikan keberadaan bahasa daerah di Indonesia. Berikut dibawah ini tabel Bahasa Daerah di Indonesia (Usman Zuber, 2001: 49).
NO
PROVINSI
BAHASA DAERAH
1
Aceh
Aceh, Tamiang, Gayo
2
Sumatera Utara
Batak, Nias, Melayu
3
Sumatera Barat
Melayu, Minang
4
Riau
Melayu
5
Kepulauan Riau
Melayu
6
Kepulauan Bangka Belitung
Melayu Bangka
7
Jambi
Kerinci, Kubu, Bajau
8
Sumatera Selatan
Palembang, Penesak, Musi
9
Bengkulu
Serawai, Rejang, Lebak
10
Lampung
Melayu, Lampung
11
Banten
Sunda, Banten, Badui
12
DKI Jakarta
Betawi
13
Jawa Barat
Sunda, Cirebonan
14
Jawa Tengah
Jawa
15
DI Yogyakarta
Jawa
16
Jawa Timur
Jawa, Madura, Osing
17
Bali
Bali
18
Nusa Tenggara Barat
Sasak, Bima, Sumbawa
19
Nusa Tenggara Timur
Alor, Ende, Sumba
20
Kalimantan Barat
Dayak, Melayu
21
Kalimantan Tengah
Dayak, Melayu, Bakumpai
22
Kalimantan Selatan
Banjar, Melayu, Dayak
23
Kalimantan Utara
Tidung, Dayak, Bulungan
24
Kalimantan Timur
Kutai, Dayak, Banjar
25
Sulawesi Barat
Bugis, Mandar, Toraja
26
Sulawesi Selatan
Makassar, Mandar, Toraja
27
Sulawesi Tenggara
Muna-Butung, Bunku-Laki
28
Sulawesi Tengah
Toli-Toli, Balantak, Banggai
29
Sulawesi Utara
Minahasa, Sangir, Talaud
30
Gorontalo
Gorontalo, Atingola, Suwana
31
Maluku
Ambon, Buru, Banda
32
Maluku Utara
Tidore, Ternate, Makian
33
Papua
Asmat, Dani, Biak
34
Papua Barat
Asmat, Dani, Arfak

ASAL – USUL TELAGA WARNA
Telaga warna adalah salah satu danau yangyang terbuat secara alami  yang terletak dikabupaten wonosobo, Jawa Tengah. Didalam telaga warna ini terdapat 2 warna yang sangat dominan yaitu warna hijau dan biru. Warna air di telaga warna ini terjadi karena terdapat kawah didasar telaga warna tersebut. Tetapi yang anehnya lagi walaupun didasar telaga warna ini airnya tetap dingin walaupun terdapat kawahnya. Warna air dalam telaga warna ini pun dapat berubah sewaktu- waktu, kejadian  unik ini terjadi karena dipengaruhi oleh sinar matahari yang  menyinari telaga warna tersebut. Pemandangan di telaga warna sangat untuk dilihat mata karena suasananya yang masih sangat alami dan tenang dan menjadikn tempat ini sebagai salahsatu tempat yang pas untuk dijadikan liburan bersama keluarga. Dibawah adalah cerita mengenai asal – usul terbentuknya telaga warna (Eni Suhaeni, 2016: 2).
Zaman dahulu ada sebuah kerajaan yang berlokasi di jawa barat, kerajaan itu bernama Kutatanggeuhan. Kerajaan kutatanggeuhan ini merupakan kerajaaan yang sangat makmur dan damai. Seluruh rakyatnya hidup dengan tenang dan sejahtera sebab kerajaan ini dipimpin oleh raja yang bijaksana yaitu Raja Kutatanggeuhan yang bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Raja dan ratu sangat bijaksana sehingga kerajaan yang di pimpim menjadi makmur, sejahtera, dan tentram (Eni Suhaeni, 2016: 3).
Pada kerajaan itu semua terasa bahagia dan senang karena melihat kondisi kerajaan yang makmur dan tenang. Tetapi sayangnya ada yang kurang lengkap bagi kerajaan itu yaitu raja dan ratu belum memiliki keturunan setelah 10 tahun menikah, hal ini membuat raja dan ratu menjadi sangat sedih. Untuk mengatasi kesedihan yang terus berlarut – larut penasihat kerajaan menyarankan untuk mengangkat seorang anak. Tetapi raja dan ratu menolak dengan alasan lebih menginginkan anak kandung dari pada anak angkat (Eni Suhaeni, 2016: 4).
Hal ini membuat ratu sering murung dan menangis. Raja pun ikut sedih melihat istrinya, lalu raja pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana raja terus berdo’a agar dikaruniai seorang anak. Ternyata setelah beberapa bulan kemudian, keinginan raja dan ratu terkabulkan. Ratu pun mulai hamil, kabar gembira ini dengan cepat menyebar keseluruh rakyat kerajaan hingga membuat seluruh rakyat di kerajaan itu senang sekali, para rakyat menunjukan rasa senang mereka kepada raja dan ratu dengan memberikan hadiah yang begitu banyak ke kerajaan (Eni Suhaeni, 2016: 6).
Setelah menunggu masa kehamilan Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri cantik yang diberi nama Gilang Rukmini. Penduduk negeri kerajaan kutatanggeuhan pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu, belasan tahun kemudian ia sudah menjadi remaja yang cantik jelita (Eni Suhaeni, 2016: 7).
Raja dan Ratu sangat menyayangi putri mereka. Apapun yang Gilan Rukmini minta raja dan ratu selalu mengabulkannya, tetapi hal itu membuatnya menjadi gadis yang dimanja. Jika keinginannya tidak terpenuhi gadis itu akan marah dan bahkan sering berkata kasar walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya (Eni Suhaeni, 2016: 7).
Hari demi hari berlalu, hingga suatu saat putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana untuk membawa bermacam – macam hadiah yang sangat indah. Raja mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu dan menyimpannya dalam ruangan istana, sewaktu-waktu ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat (Eni Suhaeni, 2016: 9).
Hadiah yang diberikan oleh rakyat kepada kerajaan pun akhirnya dibuka oleh raja, dan raja hanya mengambil hadiah sedikit emas dan batu permata. Kemudian raja membawa emas dan batu permata itu ke ahli perhiasan untuk dibuatkan kalung yang sangat indah dan elegan untuk putrinya. Tujuan raj membuatkan kalung itu karena ingin menciptakan sebuah kalung yang paling indah di dunia, sebab raja sangat menyayangi putrinya (Eni Suhaeni, 2016: 10).
Hari ulang tahun putri pun tiba sampai seluruh penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana, ketika raja dan Ratu datang orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang dan semua orang mengagumi kecantikannya. Prabu lalu berdiri dari kursinya untuk membrikan kalung yang indah sudah dipegangnya. Lalu raja mengatakan “Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu, mereka mempersembahkan hadiah ini karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata raja  (Eni Suhaeni, 2016: 12).
Putri pun menerima kalung itu kemudian ia melihat kalung itu dengan sekilas dan berkata “Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!” seru Putri. Lalu putri melempar kalung itu hingga emas dan batu permatanya pecah dan tersebar berserakan dilantai kerajaaan. Hal itu sungguh mengejutkan seluruh rakyat kerajaan dan mereka pun tak menyangka putri bisa melakukan hal seperti itu, hinga dengan sketika suasana yang tadinya senang dan gembira kini menjadi mendadak hening. Sampai pada puncaknya ratu pun menangis melihat kelakuan putrinya yang seperti itu da pada akhirnya seluruh rakyat pun ikut menangis, dan air mata ratu dan rakyat pun membasahi lantai kerajaan hingga membanjiri istana karena mereka menangis tidak berhenti – henti, dan pada puncaknya tiba – tiba keluar air dari dalam tanah dengan kecepatan yang sangat deras dan makin lama semaki banyak air hingga akhirnya kerajaan kutatanggeuhan tenggelam dan terciptalah danau yang sangat indah yang diberinama telaga warna. Masyarakat di sekitar telaga warna ini mengatakan warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga (Eni Suhaeni, 2016: 15).

PERMAINAN MENGAHAFAL SUKU BANGSA DAN RUMAH ADAT
Suku bangsa adalah bagian dari suatu bangsa. Suku bangsa memiliki ciri – ciri yang mendasar. Ciri – ciri itu biasanya berkaitan dengan asal – usul dan kebudayaan. Ada beberapa ciri – ciri yang dapt digunakan untuk mengenal suku bangsa, yaitu ciri fisik, bahas, adat istiadat, dan kesenian yang sama. Contoh dari fisik adalah warna kulit, rambut, wajah, dan bentuk badan. Hal inilah yang dapat membedakansatu suku bangsa dengan suku bangsa yang lainnya. Suku bangsa merupakan sekumpulan kerabat terluas, mereka percaya bahwa mereka berasal dari satu keturunan yang sama (Zulyani Hidayah, 2015: 34).
Rumah adat adalah bangunan yang memiliki ciri khusus dan dapat digunakan sebagai tempattinggal oleh suatu suku bangsa tertentu. Rumah adat adalah salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah suku/masyarakat. Keberadaan rumah adat ini sendiri di indonesia sangat beragam dan mempunyai artiyang penting dalam perspektif sejarah, warisan, dan kemajuan suku / masyarakat dalam sebuah peradaban. Rumah adat di indonesia memiliki bentuk dan arsitektur masing – masing daerah sesuai dengan budaya adat lokal setempat. Rumah adat pada umumnya dihiasi ukiran – ukiran indah, pada jaman dahulu rumah adat yang paling indah biasanya dimiliki oleh para keluarga kerajaan atau ketua adat, umumnya rumah adat dibangun menggunakan kayu – kayu pilihan dan pengerjaanya dilakukan secara tradisonal (Kiki Ratnaning Arimbi, 2017: 15).



Untuk lebih mengenal suku bangsa dan rumah adat yang ada di indonesia marilah perhatikan tabel suku bangsa dan rumah adat dibawah ini.
No
PROVINSI
NAMA SUKU
RUMAH ADAT
1
Nangroe Aceh Darussalam
(Banda Aceh)
Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Melayu .
Rumoh Aceh, Rumah Krong Pade atau Berandang
2
Sumatera Utara
(Medan)
Batak, Melayu.
Rumah Balai Batak Toba
3
Sumatera Barat
(Padang)
Minangkabau, Melayu, dan Mentawai.
Rumah Gadang
4
Riau
(Pekan Baru)
Melayu.
Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar.
5
Kepulauan Riau
(Tanjung Pinang)
Melayu, Siak, Kerinci.
Rumah Selaso Jatuh Kembar
6
Jambi
(Jambi)
Batin, Melayu, Jambi.
Rumah Panggung
7
Sumatera Selatan
(Palembang)
Melayu, Komering, Ogan, Musi, dan Ranau.
Rumah Limas
8
Bangka Belitung
(Pangkal Pinang)
Melayu.
Rumah Rakait dan Rumah Limas
9
Bengkulu
(Bengkulu)
Rejang,  Serawai, Melayu,Mukomuko, Ketahun.
Rumah Rakyat
10
Lampung
(Bandar Lampung)
Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, Pasemah, Lampung (Sebatin dan Pepadun)
 Rumah Nuwou Sesat
11
DKI  Jakarta
(Jakarta)
Betawi, Jawa, Sunda, dll.
Rumah Kebaya
12
Jawa Barat
(Bandung)
Sunda.
Rumah Kasepuhan Cirebon
13
Banten
(Serang)
Baduy, Sunda, dan Banten.
Rumah Badui
14
Jawa Tengah
(Semarang)
Jawa, Karimun, dan Samin.
Padepokan Jawa Tengah
15
DI  Yogyakarta
(Yogyakarta)
Jawa.
Rumah Joglo
16
Jawa Timur
(Surabaya)
Jawa dan Madura.
Rumah Situbondo
17
Bali
(Denpasar)
Bali Aga dan Bali Majapahit.
Rumah Gapura Candi Bentar
18
Nusa Tenggara Barat
(Mataram)
Sasak,  Dongo, Kore, Sumba.
Rumah Istana Sultan Sumbawa
19
Nusa Tenggara Timur
(Kupang)
Sumba, Rote,  Bima, dan Flores.
Rumah Musalaki
20
Kalimantan Barat
(Pontianak)
Dayak, Punau, Ngaju, dan Mbaluh.
Rumah Panjang
21
Kalimantan Tengah
(Palangkaraya)
Dayak,Kapuas, Danum, dan Lawangan.
Rumah Betang
22
Kalimantan Selatan
(Banjarmasin)
Bakumpai, Banjar, dan Dayak.
Rumah Banjar Bubungan Tinggi
23
Kalimantan Timur
(Samarinda)
Ngaju, Murut, Dayak, Kutai.

Rumah Lamin
24
Kalimantan Utara
(Tanjung Selor)
Bulungan, Tidung, Dayak dan Banjar.
Rumah Adat Baloy
25
Sulawesi Utara
(Manado)
Minahasa, Gorontalo, Ternate, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore.
Rumah Pewaris
26
Sulawesi Barat
(Kota Mamuju)
Mandar, Toraja, Bugis, Jawa, Makassar, dll.
Rumah Mandar
27
Sulawesi Tengah
(Palu)
Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Balantak, Banggai, dan Balatar
Rumah Tambi
28
Sulawesi Tenggara
(Kendari)
Mapute, Mekongga, Tolaki, Buton, dan Bugis
Rumah Istana Buton dan Laikas
29
Sulawesi Selatan
(Makassar)
Mandar, Bugis, Toraja, Bugis, dan Makassar.
Rumah Tongkonan.
30
Gorontalo
(Gorontalo)
Gorontalo, Suwawa, Manado,dan Polahi.
Rumah Dulohupa dan Rumah Pewaris
31
Maluku
(Ambon)
Buru, Banda, Ambon, dan Togitil.
Rumah Baileo
32
Maluku Utara
(Ternate sekarang Sofifi)
Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, Bacan, Module, Pagu, Makian Barat, Kao, Buli, Patani
Rumah Baileo
33
Papua Barat
(Kota Manokwari)
Arfak, Asmat, Dani, dan Sentan.
Rumah Honai
34
Papua
(Jayapura)
Sentani, Dani, Amungme,  Asmat, dan Tobati.
Rumah Honai
Disini saya akan memberikan sebuah permainan yang akan membuat siswa SD/MI lebih mudah untuk menghafal nama – nama suku bangsa dan  rumah adat dengan menggunakan teknik permainan bernyanyi untuk menghafal nama suku bangsa, dan teknik permainan tempel rumah adat sesuai dengan provinsinya di peta indonesia, karena biasanya seorang siswa SD/MI akan cenderung kurang bisa mengahafal nama suku bangsa dan rumah adat yang jumlahnya begitu banyak menggunakan teknik membaca saja, jadi disini saya akan mencoba memvariasikan cara untuk mengahafalkan suku bangsa dan rumah adat menggunakan permainan (Kiki Ratnaning Arimbi, 2017: 17-36).
Langkah – langkah teknik permainan (1) siapkan potongan kertas bergambar rumah adat dari seluruh provinsi di indonesia, (2) siapkan kertas kaeton yang sudah diberi gambar peta indonesia, (3) bagikan potongan kertas bergambar rumah adat ke 34 siswa, (4) berikan instruksi kepada peserta didik untuk menempelkan dan mencocokan gambar mana yang sesuai dengan letak provinsinya, (5) sebelum peserta didik maju menempelkan gambar rumah adat, beri instruksi untuk menyebutkan nama dari rumah adat yang akan ditempelkan pada pada peta indonesia (http://medita21.blogs.uny.ac.id/2017/09/15/resensi-buku-mengajar-lewat-permainan/).
Lagu suku bangsa indonesia (1) mari kita menghafal suku di indonesia, (2) meski berbeda – beda tetap satu negara, (3) asmat dari papua batak dari sumatra, (4) minangkabau juga dari sumatra, (5) banjar dari kalimantan, suku sunda dari jawa, (6)bugis dari sulawesi, suku gayo dari aceh, (7) bhineka tunggal ika semboyan indonesia, (8) rukun bersatu indonesia jaya (https://www.youtube.com/watch?v=LPwroCsmcjU).



KESIMPULAN
Salah satu keanekaragaman yang ada di negeri Indonesia yang paling mencolok adalah banyak keberagaman bahasa yang dimiliki oleh masyarakat atau suatu kelompok di tiap – tiap daerah tertentu. Rupanya terbentuknya banyak ragam bahasa daerah di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor budaya, faktor sejarah, faktor demografi, keterbukaan terhadap budaya atau bahasa luar. Keanekaragaman bahasa daerah di Indonesia ini memiliki beberapa manfaat yaitu (1) keanekargaman dan perbedaan dalm budaya maupun bahasa itu agar antar sesama manusia saling mengenal satu sama lain, (2) dapat memperkaya nilai – nilai budaya bangsa Indonesia, dan (3) dapat dijadikan suatu ciri khas di tiap – tiap daerah bahwa setiap daerah memiliki bahasa daerahnya masing – masing.
Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaanya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan – lahan, yan tidak terlepas dari pengaruh budaya luar. Generasi muda dari sekolah dasar hingga mahasiswa harus senantiasa menjaga kelestaraian keanekaragaman budaya yang kita miliki seperti keanekaragaman bahasa daerah, cerita rakyat, suku bangsa, dan rumah adat. Perkembangan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya indonesia telah meracuni moral anak bangsa dan tata krama, adat budaya indonesia yang dulu katanya kaya akan budayannya kini terhapus semua oleh namanya kemajuan zaman. Kebudayaan merupakan kekayaan suatu bangsa, semakin banyak macamnya kebudayaan itu semakin kaya bangsa itu. Untuk  itu pemahamn akan kebudayaan harus ditanamkan sejak dini, agr para generasi muda dapat melestarikan dan melindungi kebudayaan bangsa sendiri dari bahaya pihak luar.



DAFTAR  PUSTAKA
Arimbi, Kiki Ratnaning. 2017. Berselancar Ke 34 Rumah Adat Indonesia, Yuk!. Jakarta Timur: Badan Pengembangandan Pembinaan Bahasa
Hidayah, Zulyani. 2015. Ensiklopedia Suku Bangsa Di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Mulyana. 2008. Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Daerah Dalam Kerangka Budaya. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Suhaeni, Eem. 2016. Misteri Telaga Warna. Jakarta timur: Badan Pengembangan Dan Pembinaan  Bahasa
Zuber, Usman. 2001. Bahasa Persatuan. Jakarta: Gunung Agung.
https://www.academia.edu/6207906/Keragaman_Suku_Bangsa_dan_Budaya_Nama-nama_suku_bangsa_di_Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=LPwroCsmcjU

http://medita21.blogs.uny.ac.id/2017/09/15/resensi-buku-mengajar-lewat-permainan/



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Lengkap Nominasi iHeartRadio Music Awards 2019